Saham NVIDIA Corporation (NVDA) kembali mencuri perhatian. Saham raksasa chip AI ini naik 5% dan ditutup pada rekor tertinggi baru pada hari Selasa, menurut laporan Yahoo Finance.
Pencapaian ini mendorong kapitalisasi pasar perusahaan mendekati angka $4.89 triliun. Artinya, NVIDIA Corporation berada di ambang sejarah sebagai perusahaan pertama yang menembus nilai $5 triliun.
Pemicu utamanya adalah rentetan pengumuman produk, kemitraan, dan inisiatif investasi besar di acara GTC di Washington, D.C.
Rentetan Superkomputer dan Kemitraan Strategis
CEO NVIDIA Corporation, Jensen Huang, tidak menahan diri dalam keynote-nya. Perusahaan mengumumkan serangkaian kesepakatan yang memperkuat dominasinya di berbagai sektor.
Yahoo Finance melaporkan bahwa NVIDIA Corporation bekerja sama dengan Departemen Energi AS untuk membangun tujuh superkomputer baru. Salah satunya akan menggunakan 10.000 GPU Blackwell terbaru.
Tidak berhenti di situ, NVIDIA Corporation juga mengumumkan kesepakatan dengan Uber Technologies, Inc. (UBER) untuk membangun armada mobil self-driving. Ada pula perjanjian untuk menjual 1.000 GPU ke perusahaan farmasi Eli Lilly and Company (LLY).
Perusahaan juga bekerja sama dengan Nokia Oyj (NOK) untuk membantu mengembangkan teknologi seluler 6G generasi berikutnya. Kemitraan lain yang diumumkan termasuk dengan Palantir Technologies Inc. (PLTR), Oracle Corporation (ORCL), Cisco Systems, Inc. (CSCO), dan T-Mobile US, Inc. (TMUS).
Huang juga sangat optimis tentang masa depan. Ia mengatakan bahwa perusahaan mengharapkan penjualan GPU sebesar $500 miliar hingga akhir tahun 2026.
Nada Politik dan Tantangan dari Tiongkok
Acara GTC kali ini memiliki nuansa yang berbeda. Diadakan di D.C., acara ini kental dengan nada pro-Amerika, seperti yang dilaporkan oleh Business Insider.
Jensen Huang secara terbuka memuji Donald Trump dan pejabat AS lainnya. Huang menekankan bahwa AS tidak boleh membiarkan fondasi ledakan teknologi berikutnya dibangun di tempat lain.
Investasi $1 miliar di Nokia Oyj (NOK), misalnya, dibingkai oleh Huang sebagai contoh cara "membawa teknologi telekomunikasi kembali ke Amerika," menurut Business Insider.
Huang juga memuji kebijakan energi Trump yang menurutnya memastikan pasokan energi untuk data center yang masif.
Namun, di balik optimisme ini, ada isu besar yang masih menggantung yaitu pasar Tiongkok. Wall Street mengamati dengan cermat potensi kesepakatan dagang yang dapat membuat NVIDIA Corporation kembali menjual chipnya di Tiongkok.
Tahun lalu, pasar Tiongkok menyumbang $17 miliar dari pendapatan NVIDIA Corporation. Dalam sebuah wawancara baru-baru ini yang dikutip Business Insider, Huang mengatakan pangsa pasar perusahaannya di Tiongkok secara efektif adalah "0%", turun dari 95% akibat kontrol ekspor.
Kompetisi Memanas di Sektor Chip AI
Meskipun NVIDIA Corporation tetap menjadi pemimpin chip AI, persaingan di bidang ini terus meningkat.
Pesaing utamanya, Advanced Micro Devices, Inc. (AMD), telah menandatangani kesepakatan dengan OpenAI untuk prosesor AI. Advanced Micro Devices, Inc. juga memiliki kesepakatan terpisah dengan Oracle Corporation (ORCL) untuk 50.000 GPU, menurut Yahoo Finance.
QUALCOMM, Incorporated (QCOM) juga telah mengumumkan masuk ke pasar data center AI dengan chip akselerator AI miliknya.
Selain itu, pelanggan terbesar NVIDIA Corporation seperti Amazon.com, Inc. (AMZN), Alphabet Inc. (GOOGL), dan Microsoft Corporation (MSFT) juga semakin gencar mengembangkan chip AI buatan mereka sendiri.
Bagi kamu sebagai investor, langkah NVIDIA Corporation di GTC menunjukkan strategi agresif untuk memperluas jangkauannya. Namun, risiko geopolitik terkait Tiongkok dan persaingan yang semakin ketat tetap menjadi faktor penting untuk dipantau.
Referensi:
- Business Insider, Jensen Huang gives pro-America speech and praises Trump in Nvidia GTC keynote. Diakses pada 29 Oktober 2025
- Yahoo Finance, Nvidia stock hits all-time high, nears $5 trillion market cap after slew of updates at GTC event. Diakses pada 29 Oktober 2025
- Featured Image: Shutterstock
Disclaimer
PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.











